Senin, 12 Maret 2012

"Saya tidak akan melanggar tata tertib lagi!"

Seperti yang teman-teman telah baca.. Kali ini aku mw nge-post ttg pengalaman hari ini yang fun,kocak,lucu ^_^..
 
Hari ini, tanggal 12 Maret 2012, hari Senin waktunya upacara sekolah..
Seperti biasa, aku ke sekolah, dan setibanya di sekolah langsung upacara dehh. In the middle of ceremony (disinilah kejadian itu mulai muncul), tepatnya saat masuk ke amanat pembina upacara, guru yang menjadi pembina upacara menyuruh guru-guru lain untuk mencari siswa-siswi yang berpakaian tidak 'LENGKAP'..
 ...
Sebagai siswa yang taat, aku memakai seragam lengkap. Mulai dari topi, dasi, kaos kaki, hingga sepatu hitam. Tapi, satu hal yang membuat 'siswa taat ini' menjadi 'siswa yang hampir taat' yaitu lokasi/badge/lambang. Yaa, seperti teman-teman tahu bahwa tiap angkatan memiliki lambang yang berbeda-beda. Untuk kelas 1, lambangnya berwarna hijau, untuk kelas 2 lambangnya berwarna kuning, dan untuk kelas 3 seperti aku ini seharusnya menggunakan lambang kelas 3. Sebenarnya, dari kelas 3 semester awal aku selalu menggunakan lambang kelas 2 dan gak pernah ketahuan sampai dihukum. Paling-paling ketahuan kemudian dinasihati. Tapi ya gitu, mungkin karena aku menganggap nasihat itu biasa saja (krn kurang tegas mgk), jadinya lambang di seragam kubiarkan saja. Dan selang waktu berjalan, pada hari inilah (kelas 3 semester 2) aku ketahuan dan dihukum setelah upacara.
Back to the main story; jadi pas guru-guru mencari siswa yang berpakaian tidak lengkap, aku merasa biasa-biasa saja, karena pikirku "kan yang dilihat mengenai kelengkapan atribut, lokasi tidak termasuk". Tapi untuk jaga-jaga, beberapa teman sekelasku yang juga salah memakai lambang, berusaha agar lambang mereka tidak kelihatan. Dan selama amanat pembina upacara, kami pun tidak ketahuan. Nah, menjelang akhir upacara(sisa beberapa menit lagi..), tiba-tiba kami melihat guru memanggil beberapa siswa yang memakai lambang yang salah walaupun atribut mereka sudah lengkap. Jantung kami pun berdetak lebih cepat, karena takut ketahuan. Tapi, namanya juga salah pasti ketahuan, dan finally ada satu temanku yang ketahuan sehingga ia pun dipanggil. Setelah upacara selesai dan dibubarkan kami pun langsung berlekas masuk dalam kelas dengan langkah cepat tapi berusaha untuk tidak mencurigakan. Setelah kami masuk, sahabat baik dari teman kami yang ketahuan tadi pun merasa tidak enak karena dia juga sama-sama salah memakai lambang. Akhirnya ia keluar kelas dan menghadap guru, mengakui bahwa dia salah memakai lambang. Beberapa saat kemudian, dia kembali ke kelas untuk mengambil topi, dan aku pun bertanya kepadanya "A, kalian disuruh ngapain sama guru?", "kayaknya disuruh bersihkan sampah, nes" jawabnya. Langsung pada saat itu juga aku merasa tidak enak, karena aku pun seharusnya bertanggungjawab atas apa yang aku buat. Kalo udah salah, ya berarti harus berani trima akibatnya. Akhirnya, aku pun mengatakan kepada temanku "Tunggu A, kita sama-sama ke sana, aku juga ikut!". Dan aku pun mengaku pada guru bahwa aku memakai lambang yang salah.
...
Saat-saat penghukuman pun tiba, dari kelas kami, hanya kami bertiga (yaitu saya, si A, dan si B) yang datang bergabung dengan teman-teman yang lain, berdiri di tengah-tengah lapangan sekolah. Guru pun datang dan hal-hal yang mulai dilakukan:
1. Melepas lambang kami
2. Menyuruh kami untuk hormat selama beberapa saat
3. Menyuruh kami untuk membalikkan badan menghadap matahari.
4. Siswinya terlebih dulu disuruh hormat beberapa saat
5. Kemudian disuruh melakukan 'a little embrassing thing' yaitu mengatakan bahwa saya tidak akan melanggar tata tertib lagi dengan suara yang cukup keras
Agak malu sih melakukan point terakhir, apalagi di tengah lapangan sekolah. Super deh.. hehe
Tapi itu menjadi unforgettable moment :)
(dari kiri) Me, A (Anginna Putri Mangiri), B (Febriani Bongga)

what can we learn? :
beranilah untuk berkata yang benar
beranilah untuk bertindak yang benar
beranilah untuk bertanggungjawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar